Jumat, 02 Desember 2016

Tugas 2 softskill

Tugas 2 kondisi perkoperasian di Indonesia berserta contoh kasus

Nama  : Sri Devi Anjarsari
Npm   : 1A214424
Kelas  : 3EA42
   
                 Kondisi perkoperasian di Indonesia
Koperasi adalah organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang-seorang demi kepentingan bersama. Koperasi melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.
Kondisi koperasi di indonesia mempunyai banyak kendala, Alasanya karena koperasi di indonesia tidak dapat berkembang mengikuti era globalisasi. Seharusnya sebagai lembaga yang dari awal pembuatanya bertujuan untuk mensejaterakan rakyat, seharusnya koperasi dapat memperbaiki & lebih berinovasi lagi agar rakyat terkatik untuk ikut bergabung.

                Contoh kasus perkoperasian

Kasus Dugaan Penggelapan Uang Koperasi Deltomed Sebesar Rp. Rp.221 Juta di tangani oleh Satreskrim Polres Wonogiri
Uang milik koperasi perusahaan jamu itu diduga di gelapkan oleh karyawannya sendiri, Agus Heri Mulia (49) warga Kaloran RT 01 RW 05 Giritirto Wonogiri. Agus   adalah karyawan bagian keuangan (bendahara) Koperasi tersebut.
Kasus tersebut di laporkan oleh pengurus baru Koperasi itu. Sementara Agus adalah karyawan pengurus lama. Terungkapnya kasus tersebut ketika terjadi peralihan pengurus baru ke pengurus lama.
http://sitabungadia.files.wordpress.com/2012/01/images-1.jpg?w=300&h=150
Dalam pembukuan data keuangan ada dan lengkap tertulis dalam laporan pertanggungjawaban. Tetapi faktanya ada angka uang ratusan juta tidak ada ujudnya. Setelah di audit ternyata kas koperasi kehilangan uang sebanyak Rp.221 Juta.
Setelah di lacak terungkap uang ratusan juta itu di gunalan oleh pengurusnya untuk kepentingan pribadi tanpa sepengetahuan pengurus lain.
Kapolres Wonogiri AKBP Ni Ketut Swastika melalui Kasatreskrim AKP Sugiyo menegaskan, perkara itu dilaporkan sejak awal 2011 lalu. Modusnya, pelaku menggunakan uang koperasi sedikit demi sedikit. Di lakukan sejak tahun 2005 hingga 2010. Setelah terungkap pengurus baru melaporkan ke Polisi.
“Penyidikan tahap pertama sudah kelar. Berkas  tahap ke satu sudah kita kirim ke Kejaksaan. Pelaku kita jerat pasal 379 KUHP tentang penggelapan dengan menggunakan jabatanya,” kata Kasatreskrim Sugiyo. Polisi juga menyita barang bukti berupa buku laporan dan catatan pembukuan keuangan koperasi.

Pelaku sejauh ini tidak di tahan. Namun polisi tidak menjelaskan alasannya. Tersangka menurut Sugiyo masih tetap bekerja sebagai karyawan Deltomed. Saksi yang diperiksa pengurus koperasi. Sementara saksi saksi lain yakni para pengurus Koperasi juga sudah di periksa.
“Tersangka hanya ada satu orang. Saat ini masih kita periksa, dia kita ancam 4 tahun kurungan” tandas Sugiyo. Tersangka saat di periksa tidak membantah. Dia hanya tersenyum sembari mengulurkan tangan meminta berjabat tangan dengan wartawan ini.

Analisis :
• penyebab terjadinya korupsi di  koperasi  deltomed :
1.       Kurangnya pengawasan dari para anggota koperasi tersebut.
2.       Adanya  penyalahgunaan kekuasaan dan wewenang karena takut dianggap bodoh bila tidak menggunakan kesempatan.
3.        adanya faktor Kemiskinan dan  keserakahan : masyarakat kurang mampu melakukan korupsi karena kesulitan ekonomi. Sedangkan mereka yang berkecukupan melakukan korupsi karena serakah, tidak pernah puas dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan keuntungan.
•solusinya :
Perlunnya sikap transparansi dalam laporan keuangan dan juga harus memiliki sangsi yang tegas dari aparat yang berwajib atau pun dari instansi yang terkait agar para koprutor itu tidak akan berani melakukan perbuatan yang akan merugikan semua pihak.dan juga koperasi harus lebih selektif dalam mengambil anggotanya agar terciptanya koperasi yang aman dan sehat.

Selasa, 25 Oktober 2016

koperasi keuangan

TUGAS KOPERASI KEUANGAN


          NAMA KELOMPOK :  -    Adela Ferawati
-         Akhla Rusdiana
-         Sri Devi Anjarsari
-         Shahru Nur Fadilah
-         Windy Putri
-         Osvaldo Reynaldi
                      KELAS :  3EA42

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA
2016

BAB XVII

v  Struktur Organisasi Koperasi
  struktur organisasi koperasi dibagi menjadi 2 yaitu sebagai berikut :
1.       segi intern organisasi koperasi adalah     organisasi yang ada di dalam setiap tubuh koperasi baik didalam koperasi primer, pusat, gabungan, maupun koperasi induk.

·         Struktur Intern organisasi koperasi terdiri dari 3 unsur :
a. unsur alat-alat perlengkapan organisasi
b. unsur dewan penasehat
c. unsur pelaksanaan
2.      segi ekstren organisasi koperasi adalah organisasi yang berhubungan dengan tingkat-               tingkat koperasi itu sendiri.

·         Struktur ekstren organisasi koperasi
Menurut UU No.12 tahun 1967 tentang unsur-unsur perkoperasian.
yaitu :
a. koperasi primer
b. koperasi pusat
c. koperasi gabungan
d. koperasi induk






v DAERAH KERJA KOPERASI

Menetapkan daerah kerja untuk sesuatu Koperasi (Koperasi Primer dan tingkat organisasiatasannya) merupakan suatu kebijaksanaan yang erat hubungannya untuk memungkinkan Koperasi yang bersangkutan menjelma menjadi suatu kesatuan ekonomi yang efisien dan efektif.
Contoh : jika kita menertapkan daerah kerja dari satu Koperasi pertanian karet berdasarkan
batas-batas daerah suatu kecamatan, padahal kebun-kebun karet tidak cukup luas di daerah
kecamatan itu, maka Koperasi itu tidak akan berkembang baik karena jumlah karet tidak cukup banyak untuk dikumpulkan untuk satu Koperasi Maka oleh karenanya ada pertimbangan pertimbangan yang perlu dijadikan ukuran atau criteria untuk menetapkan luasnya daerah kerja suatu Koperasi, yaitu :
·         Jumlah anggota dan calon anggota potensil lainnya yang akan dilayani oleh Koperasi
berdasarkan kebutuhan yang dirasakan oleh mereka ini.
·         Keserasian areal pertanian yang menghasilkan dan atua lokasi pemasaran yang tepat.
·         Jumlah (volume) produksi atau jasa yang akan ditangani oleh Koperasi yang cukup besarsehingga dimujngkinkan terlaksananya transaksi-transaksi ekonomi dan pula dapatmembeayai para pelaksana usaha dalam Koperasi yang cakap dan memenuhi syarat sertadapat melayani anggota dengan baik.
Dari keterangan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa ukuran daerah kerja Koperasi harus
memberikan kemanfaatan ekonomis yang maksimal kepada anggota-anggotanya.
Dengan telah adanya kemajuan dalam bidang lalu-lintas, hubungan telekomunikasi, yang
memungkinkan para anggota mengadakan kontak-kontak perorangan, dan pula pengurus dapat menhubungi para anggota dengan cepat dan efektif, maka Koperasi Primer semakin memilih daerah kerja yang lebih luas serta sanggup memiliki peralatan untuk menangani transaksi yang besar-besar, Yang menguntungkan lagi ialah dengan perputaran yang lebih besar itu dapat relatip menekan biaya yang akhirnya menguntungkan para anggota.



v  PENGINTEGRASIAN DALAM STRUKTUR ORGANISASI KOPERASI.
Perkembangan di dunia perdagangan menyebabkan timbulnya kecendrungandikalangan Koperasi-Koperasi Primer untuk menyatukan diri ke dalam Koperasi yang lebih
besar, sehingga menjadi lebih kuat, atau penyatuan diantyara Koperasi Primer dalam Koperasi
tingkat atasan. Dapat disebut terjadinya merger (amalgamasi) atau fungsi diantara Koperasi
sejenis dan penyederhanaan tingkat organisasi, sehingga yang 4 tingkat menjadi dua atau tiga
tingkat saja. Dalam hal amalgamasi atau fungsi diantara Koperasi-Koperasi Primer yang kecil
maka Koperasi Primer menjadi lebih besar dan kuat, dan dengan penyederhanaan tingkat
menjadi kurang dari empat akan makin dekat pulalah antara anggota perorangan dan pimpinan tingkat nasional, dan hal demikian menambah efisien manajemen.
Alasan-alasan yang menyebabkan adanya pengintregrasian tersebut antara lain ialah sebagai
berikut :
·         Usaha kecil-kecilan dalam dunia perdagangan sebagai banyak dilakukan oleh Koperasi-Koperasi Primer selama ini, ternyata tidak mempunyai hak hidup yang mantap dan selain itu juga tidak efisien,
·         Koperasi kecil sulit dapat menarik para pelaksana usaha yang cakap (ahli),
·         Keadaan dunia dagang modern menuntut tersedianya suatu organisasi yang lengkap
dan menyeluruh (serba ada), dan bukan lagi berdasarkan unit-unit kecil yang berdiri sendiri.
·         Karena berbagai alas an, maka tingkat-tingkat organisasi secara federatip tidakmenghasilkan kesatuan bertindak yang kuat.
maka jumlah Koperasi akanberkurang, walaupun jumlah anggota Koperasi bertambah. Gambar dibawah ini dapatmenggambarkan hal-hal dimaksud itu, mngenai Koperasi Konsumsi di Eropa.

Negeri

Anggota Koperasi


Jumlah Koperasi


1953
1963
Naik%
1953
1963
Naik%
Australia
321.147
427.252
32
85
63
-26
Bulgaria

1.250.000
1.914.943
53
3.500
1.310
-63
Cekoslowakia
1.595.452
1.715.044
8
5973
103
-8
Denmark 
473.700
615.800
30
1.962
1.895
-8
Jerman Barat   


1.981.016
2.556.321
34
314
239
-24
Inggris
1.234.718  
13.203.306
17
966
756
-22
Belanda 
339.039
380.040
12
283
79
-72
Swedia  
1.049.288
1.271.000
21
720
400
-42
Sumber : International Cooperative Alliance, 23rd Congress.

Dari sejumlah 26 Negeri yang diteliti oleh Panitia terdapat kesimpulan sebagai berikut :
·         Keanggotaan menaik dari 72.770.145 (1953) orang menjadi 97.606.641 orang (1965).
·         Jumlah Koperasi turun 67.104 (1953) buah menjadi 46.972 buah (1965), atau berkurangdengan 30%.Jumlah Koperasi belum lagi menggambarkan jumlah toko tempat berbelanja.
Jumlah rata-rata toko setiap perkumpulan Koperasi adalah sebagai berikut :
- Cekoslowakia - 255 buah
- Austria - 26 buah
- Inggris - 39 buah
- Jerman - 27 buah
- Belanda - 25 buah










PERTANYAAN-PERTANYAAN
1.      Struktur organisasi Koperasi dapat dilihat dari dua segi.  Sebutkan dan uraikan dalam garis besar dua segi tersebut !
Jawab:
a.       Segi Intern OrganisasiKoperasi
Intern Organisasi Koperasi ialah organisasi yang ada di dalam setiap tubuh Koperasi, baik di dalam Koperasi Primer, Koperasi Primer, Koperasi Pusat, Koperasi Gabungan maupun Koperasi Induk.
a.       Segi ekstern Organisasi Koperasi
Ekstern Organisasi Koperasi ialah organisasi yang berhubungan dengan tingkat-tingkat Koperasi itu, yaitu hubungan antara Koperasi Primer, Koperasi Pusat, Koperasi Gabungan dan Koperasi Induk.

2.      Apakah sebabnya dalam hubungan pembagian tugas antara tingka terganisasi, Koperasi – Koperasi tingkat atas juga disebut “OrganisasiPembantu” ?
Jawab:
Ø  Pada dasarnya organisasi tingkat atas itu hanya melakukan kegiatan usaha yang tidak dapat dilakukan oleh organisasi bawahan secara sendiri-sendiri. Dasar ini pula yang mencerminkan ciri organisasi tingkat atas sebagai “organisasi pembantu”.

3.      Apakah alas an untuk tidak selalu mendasarkan luas daerah kerja Koperasi itu pada batas-batas daerah administrasi Pemerintah ?
Jawab :
Karena jika kita menertapkan daerah kerja darisatu Koperasi pertanian karet berdasarkan batas-batas daerah suatu kecamatan, padahal kebun-kebun karet tidak cukup luas di daerah kecamatan itu, maka Koperasi itu tidakakan berkembang baik karena jumlah karet tidak cukup banyak untuk dikumpulkan untuk satu Koperasi Maka oleh karenanya ada pertimbangan pertimbangan

Pertimbangan apakah yang layaknya menjadi kriteria/ukuran ?
Jawab :
Yang perlu dijadikan ukuran atau criteria untuk menetapkan luasnya daerah kerja
Suatu Koperasi, yaitu :
a. Jumlah anggota dan calon anggota potensil lainnya yang akan dilayani oleh Koperasi berdasarkan kebutuhan yang dirasakanolehmerekaini.
b. Keserasian areal pertanian yang menghasilkan dan atua lokasi pemasaran yang tepat.
c. Jumlah (volume) produksi atau jasa yang akan ditangani oleh Koperasi yang cukup besar
sehingga dimungkinkan terlaksananya transaksi – transaksi ekonomi dan pula dapat membiayai para pelaksana usaha dalam Koperasi yang cukup dan memenuhi syarat serta dapat melayani anggota dengan baik.
4.      Terangkan, bahwa bertambahnya jumlah anggota Koperasi tidak selalu berarti
Bertambahnya jumlah Koperasi itu ?
Jawab :
Jumlah Koperasi akan berkurang, walaupun jumlah anggota Koperasi bertambah. Gambar dibawah ini dapat menggambarkan hal-hal dimaksud itu, mengenai Koperasi Konsumsi di Eropa.
Sumber : International Cooperative Alliance, 23rd Congress.
Dari sejumlah 26 Negeri yang diteliti oleh Panitia terdapat kesimpulan sebagai berikut :
- Ke anggotaan menaik dari 72.770.145 (1953) orang menjadi 97.606.641 orang (1965).
- Jumlah Koperasiturun 67.104 (1953) buah menjadi 46.972 buah (1965), atau berkurang
dengan 30%.
Jumlah Koperasi belum lagi menggambarkan jumlah toko tempat berbelanja.
Jumlah rata-rata toko tiap perkumpulan Koperasi adalah sebagai berikut :
- Cekoslowakia - 255 buah
- Austria - 26 buah
- Inggris - 39 buah
- Jerman - 27 buah
- Belanda - 25 buah
5.      Apakah makna amalgasi Koperasi – Koperasi sejenis dan penyederhanaan tingkat –  tingka torganisasi ?
Jawab:
Terjadinya merger (amal gamasi) atau fungsi diantara Koperasi sejenis dan penyederhanaan tingka torganisasi, sehingga yang 4 tingkat menjadi dua atau tiga tingkat saja. Dalam hal amal gamasi atau fungsi diantara Koperasi - Koperasi Primer yang kecil maka Koperasi Primer menjadi lebih besar dan kuat, dan dengan penyederhanaan tingkat menjadi kurang dari empat akan makin dekat pula lahan tara anggota perorangan dan pimpinan tingkat nasional, dan hal demikian menambah efisien manajemen.